Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, menyampaikan belasungkawa yang sangat dalam untuk Alawy Yusianto Putra, siswa kelas X-8 SMA N 6 Jakarta, yang tewas dalam tawuran antar pelajar antara siswa SMA N 6 vs SMA N 70 Jakarta, Senin (24/09).
Ucapan belasungkawa tersebut disampaikan Mendikbud pada konferensi pers yang berlangsung di SMA N 6 Mahakam, Jakarta, Selasa (25/09).
“Atas nama Kementerian, kami menyatakan berduka yang sangat mendalam atas meninggalnya adik kita, Alawy, yang mengalami musibah luar biasa yang terkait dengan dunia pendidikan,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud juga meminta maaf kepada masyarakat, karena hingga saat ini perkelahian antar pelajar masih terjadi, bahkan sampai memakan korban jiwa. Ke depan, Mendikbud menegaskan, baik pemerintah maupun dinas pendidikan dan pihak sekolah bertekad bahwa kasus ini adalah kasus kekerasan terakhir.
“Kita semua bertekad, stop kekerasan! Kita mulai lembaran baru,” tegasnya.
Mendikbud menyampaikan, dalam menangani kasus kekerasan ini kedua sekolah akan direkonsiliasi. Proses rekonsiliasi ini akan melibatkan berbagai pihak mulai dari Kemdikbud, dinas pendidikan Provinsi DKI Jakarta, unsur kedua sekolah yaitu guru dan komite, kepolisian, serta tokoh masyarakat yang didalamnya ada akademisi yang akan memberi kajian dari aspek sosiologis masyarakat. Untuk pelaksanaan teknisnya, Mendikbud akan memberi penjelasan dalam waktu dekat.
“Kita tidak ingin lagi mendengar adanya kekerasan, ketidakharmonisan di kedua sekolah ini. Kita ingin kedua sekolah ini menjadi sekolah unggulan, saling melengkapi dan berprestasi,” tutur mantan Menteri Komunikasi dan Informatika ini.
Turut hadir dalam konferensi pers ini Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Hamid Muhammad, Kepala SMA N 6 Kadarwati Mardiutama, Kepala SMA N 70 Liliek Susanto, dan perwakilan komite dari kedua sekolah.
Sumber: Kemendikbud
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !