Untuk membuat persepakbolaan di Indonesia menjadi sebuah industri seperti di Eropa, masih merupakan sebuah mimpi.
Peran pemerintah dan kepedulian dunia usaha untuk membangun industri sepakbola sangat kurang.
Hal ini terungkap dalam Seminar Nasional Sepakbola Indonesia yang diselenggarakan SIWO Persatuan Wartawan Indonesia Pusat dan SIWO PWI Kalimantan Selatan, dalam rangkaian kegiatan pra-Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) di Banjarmasin, Rabu (28/8).
Seminar nasional sepak bola Indonesia ini, menghadirkan pembicara Rachmad Darmawan, pelatih Timnas U-23 dan Arema Indonesia, juga Hasnuryadi Sulaiman, Manager PS Barito Putera serta Sumohadi Marsis, wartawan olahraga senior.
Seminar ini dihadiri ratusan praktisi sepakbola dan suporter Barito Putera yang berjuluk Barito Mania dari berbagai daerah di Kalsel dan Kalteng.
Dalam paparannya Rachmad Darmawan (RD) mengaku prihatin dengan perkembangan persepakbolaan tanah air.
"Sepakbola kita berjalan lambat, bahkan tidak mampu menyaingi kemajuan sepakbola negara-negara tetangga," tuturnya.
Sepakbola di Indonesia dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk kepentingan politik, sehingga kisruh dan dualisme kepengurusan terjadi.
Menurutnya dengan disatukannya kompetisi antara ISL dan IPL diharapkan akan menjadi awal kebangkitan sepak bola Indonesia.
Tidak hanya itu kondisi sepakbola di tanah air belum bisa menjadi sebuah industri seperti di negara maju bahkan negara-negara tetangga.
Sepakbola Indonesia masih jauh tertinggal, mulai dari infrastruktur seperti lapangan latihan dan stadion yang tidak memadai.
sumber: metrotvnews